
Abstrak
Semiotika adalah suatu metode yang fokus pada mengkaji sebuah makna di dalam objek yang biasa disebut dengan tanda. Menurut Sussane Langer "menilai atau mengkaji tanda merupakan satu hal yang penting, kehidupan binatang di perantarai dengan (feeling/instinct) namun kehidupan manusia di perantai dengan sejumlah konsep,simbol, dan bahasa".Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari cara untuk memberikan makna pada suatu tanda. Semiotika dapat diartikan juga sebagai konsep pengajaran pada manusia untuk memaknai tanda yang ada pada suatu objek tertentu.Sementara itu menurut Barthes, semiotika adalah ilmu yang digunakan untuk mengartikan suatu tanda, di mana bahasa juga merupakan susunan atas tanda-tanda yang memiliki pesan tertentu dari masyarakat. Tanda - tanda tersebut dapat berupa lagu, dialog, not musik, logo, gambar, mimik wajah, hingga gerak tubuh. Cover album biasanya memiliki sebuah pesan yang ditanam oleh penciptanya atau band tersebut untuk menyampaikan pesan tersirat. Cover album secara visual dibuat dengan gaya visual yang menarik agar memiliki nilai estetis sehingga dapat menarik audiens. Green day merupakan band Pop Punk asal Rodeo, California 1987. Dalam Cover Album American Idiot memiliki sebuah cerita tentang konsep perlawanan terhadap pemerintahan Amerika pada saat itu yang diperuntukan untuk mengatensi para American atau orang amerika agar tidak terpengaruh oleh propaganda pemerintah pada saat itu.
Keywords : Semiotika Roland Barthez, Cover Album, Green day
Pendahuluan
Semiotika merupakan keilmuan penting yang ada ditengah tengah kehidupan humaniora. Penggagas utamanya yakni Ferdinand De Saussure, semiotika menurut Saussure adalah kajian yang membahas tentang tanda dalam kehidupan sosial dan hukum yang mengaturnya(Sumbo Tinarbuko, 2008). Hal ini mengisyaratkan bahwa tanda terikat dengan hukum yang ada di masyarakat. Saussure lebih menekankan bahwa tanda memiliki makna karena dipengaruhi peran bahasa. Dibandingkan bagian – bagian lainnya seperti, adat istiadat, agama dan lain sebagainya. Namun terjadi penambahan konsep semiotika yang memiliki unsur budaya didalam nya yang di kembangkan oleh teoritis bernama Roland Barthes. Roland mencetuskan metode analisis yakni Two Order of Signification. Kemudian Roland membaginya menjadi 2 bagian yakni Denotasi dan Konotasi. Signifikasi tahap pertama Roland menghubungkan antara petanda dan penanda dalam bentuk nyata. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna asli atau makna umum yang mutlak dipahami oleh kebanyakan orang. Contohnya, kata ayam memiliki makna denotasi yaitu unggas, yang menghasilkan telur, berbulu dan berkotek. Ini merupakan makna umum yang hampir seluruh orang paham akan maksudnya.Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan hubungan yang terjadi ketika tanda tercampur dengan perasaan atau emosi. Konotasi seringkali tidak disadari kehadirannya, dianggap sebagai denotasi. Maka analisis semiotika digunakan untuk memperbaiki kesalahpahaman yang sering terjadi. Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif, sehingga kehadirannya tidak disadari. Contohnya : kata kembang desa dalam bahasa Indonesia berarti bunga yang konotasinya memiliki makna perempuan yang paling cantik atau paling menawan di sekitarnya. Pada signifikasi tahap kedua yaitu mitos, merupakan pesan yang didalamnya terdapat pandangan masyarakat. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos berhubungan dengan kebiasaan masyarakat, atau budaya yang ada dalam masyarakat. Jadi, mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.
Dalam industri permusikan cover album memiliki fungsi penting untuk menarik atensi dari audiens untuk membeli cover album suatu band. Desain cover album yang menarik dinilai bisa menaikan daya tarik dan daya beli konsumen terhadap album tersbut maka dari itu biasanya dalam desain cover album penyanyi ingin menyampaikan sebuah pesan tertentu untuk disampaikan ke audience.
Penelitian ini berfokus pada cover album green day yang berjudul American Idiot. Band asal Rodeo, California Amerika Serikat yang terdiri dari trio Pemusik yakni Billie Joe Amstrong, Mike Drint, dan Tre Cool. Green Day telah diakui di dunia permusikan karena telah membawa kembali genre punk rock pada era 1990-an(Heri, 2018). Green Day merupakan salah satu band yang bisa dikatakan berpengaruh dan menginspirasi bagi band seperti Blink 182 dan Good Charlotte.
Pada Album American Idiot, terjadi kontroversi bagi para masyarakat karena merasa lagu ini sangat menghina warga Amerika Serikat. Lagu ini sangat ditentang oleh beberapa orang di Amerika Serikat karena lirik yang kontroversial yang menyatakan sikap penulis terhadap pemerintahan George W. Bush, serta beberapa isu-isu politik dan sosial yang relevan. Beberapa orang percaya bahwa lagu ini adalah anti-Amerika, karena judulnya yg melecehkan. Namun, jika kalian memperhatikan liriknya benar-benar, Kalian akan melihat bahwa lagu ini sangat patriotik. Judul lagu ini mengacu pada pendapat penulis bahwa hari ini, politisi dan media telah mengendalikan kita; apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita beli dan apa yang harus kita yakini. Karena pikiran kita terus-menerus dijejali oleh iklan, kampanye dan TV. Mereka mengubah kita menjadi idiot dengan semua itu. Dalam lagu ini, vokalis mengatakan bahwa dia tidak ingin kaumnya berubah menjadi idiot, dia tidak ingin negaranya dipimpin oleh media. (“I’m not a part of a redneck agenda” ), tidak ingin orang-orang yakin pada media-media yg mereka buat sendiri.
Lagu ini adalah gambaran ide album paling penting, juga sebagai semacam seruan kepada orang-orang di seluruh negeri jangan biarkan mereka mengambil kepribadian kita, jangan biarkan mereka menjadikan kamu Orang Amerika yang Idiot.
Kerangka Teoritik
Teori Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes merupakan seorang semiologi terkemuka di bidang humaniora. Gagasannya merupakan pengembangan atau kelanjutan dari pemikiran Ferdinand De Saussure. Roland membuat dua tahapan signifikasi penanda dan petanda, Denotasi sebagai tahapan pertama yang mengulas pesan secara realitas dan sebagaimana adanya. Konotasi sebagai tahapan kedua yang membahas berdasarkan perspektif budaya yang meyakini. Terdapat spiritual dan holistik pada tahapan kedua yang biasa kita sebut Mitos.


Gambar 1. Peta Tanda Roland Barthes
(Sumber: Sobur, 2006)
Gambar 2. Two Orders of Siginification dari Roland Barthes
(Sumber: Fiske, dalam Sobur, 2004:127)
Tahap atau signifikasi pertama yakni adalah tahap yang membahas tentang bahasa atau universal. Tahap signifikasi kedua yakni membahas pesan menggunakan perspektif budaya yang biasanya mengandung unsur Spiritual yang biasa disebut dengan Mitos. Mengguanakan teori Barthes menjadikan sebuah pesa inplisit sebagai tujuan asli dari metode ini.
Denotasi
Dalam pengertian umum denotasi biasa disebut makna harfiah, makna yang sesungguhnya atau sebuah fenomena yang tampak langsung dengan panca indera, atau bisa disebut juga deskripsi kasar. Denotasi dapat diartikan sebagai makna secara langsung (Barthes, 2004).
Konotasi
Konotasi mendeskripsikan interaksi yang berlangsung antara tanda bertemu dengan afeksi (emosi) penggunaanya dan nilai –nilai budayanya (Barthes, 2004).
Mitos
Dalam kerangka Barthes, konotasi kerap dikaitkan dengan operasi ideologi yang sering diistilahkan dengan mitos, dan mempunyai fungsi sebagai pengungkap dan pemberi pembenaran bagi nilai - nilai dominan yang tercantum dalam periode tertentu. Bagi Barthes mitos merupakan cara berfikir suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk menelaah sesuatu. Dengan mitos kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan menggali lebih dalam mengenai konotasi - konotasi yang ada dalam mitos itu sendiri.
Referensi
Wahyutama, R., & Anggapuspa, M. L. (2021). ANALISIS SEMIOTIKA COVER ALBUM “AMERICAN IDIOT” BAND GREEN DAY. BARIK-Jurnal S1 Desain Komunikasi Visual, 2(1), 91-99.
Sobur, A. (2009). Semiotika komunikasi. Remaja Karya.
Morissan (penulis). (2018; © 2013). Teori komunikasi : individu hingga massa / penulis, Morissan. Jakarta :: Prenada,.(135)
Kevinia, C., putri syahara, putri sayahara, Aulia, S., & Astari, T. (2022). Analisis Teori Semiotika Roland Barthes Dalam Film Miracle in Cell No.7 Versi Indonesia. Journal of Communication Studies and Society , 1(2), 38-43. https://doi.org/10.38043/commusty.v1i2.4082
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogjakarta: Jalasutra,. 2008), (13).
Roland Barthes, Elemen – Elemen Semiologi : Sistem Tanda Bahasa, Hermeutika,
dan Strukturalis,”terj”. M Ardiansyah, (Jogjakarta : IRCiSoD, 2012), 13.
Analisis , dan Analisis Framing, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006),128.
12 Ibid.,128.
Barthes, R. (2004). Elements of Semiology by Roland Barthes. (1964), 1–23. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/38006/33583
Comments